7 Sunnah Saat Lebaran Idul Fitri yang Patut Diamalkan, Hari Raya Idul Fitri merupakan momen istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia. Selain sebagai tanda kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa, Idul Fitri juga menjadi waktu untuk memperbanyak amalan sunnah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Berikut adalah tujuh sunnah yang dianjurkan saat Idul Fitri:
7 Sunnah Saat Lebaran Idul Fitri yang Patut Diamalkan
1. Mandi Sebelum Shalat Idul Fitri
Salah satu sunnah yang dianjurkan saat Hari Raya Idul Fitri adalah mandi sebelum berangkat shalat Id. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mandi pada hari Jumat, hari Arafah, hari Idul Fitri, dan hari Idul Adha, maka itu akan menghilangkan dosa-dosa yang dilakukan di antara keduanya.” (HR. Ibnu Majah). Mandi pada hari Idul Fitri bukan hanya membersihkan tubuh secara fisik, tetapi juga menyiapkan diri secara spiritual untuk menyambut hari kemenangan.
Mandi sunnah ini dilakukan seperti mandi janabah, dimulai dengan niat untuk membersihkan diri dan menghilangkan hadas besar. Waktu terbaik untuk melakukannya adalah setelah subuh atau sebelum berangkat ke tempat shalat Id. Selain itu, dianjurkan juga untuk memakai pakaian terbaik dan wewangian sebagai bentuk syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT. Dengan demikian, umat Muslim tampil bersih, rapi, dan harum saat merayakan hari yang penuh berkah ini.
Sunnah ini juga mengajarkan pentingnya kebersihan dan kesucian dalam Islam. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah: 222, “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.” Oleh karena itu, mandi sebelum shalat Idul Fitri tidak hanya sekadar tradisi, tetapi juga bagian dari ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah.
2. Makan Sebelum Shalat Idul Fitri
Rasulullah SAW menganjurkan umat Muslim untuk makan sebelum berangkat shalat Idul Fitri. Hal ini berbeda dengan Idul Adha, di mana disunnahkan untuk tidak makan sebelum shalat. Dalam sebuah hadits, Anas bin Malik meriwayatkan, “Rasulullah SAW tidak pergi (shalat Idul Fitri) pada hari Idul Fitri hingga beliau memakan beberapa kurma.” (HR. Bukhari).
Makan sebelum shalat Idul Fitri memiliki makna simbolis, yaitu menandakan berakhirnya bulan Ramadan dan kembali ke fitrah. Selain itu, hal ini juga menunjukkan bahwa umat Muslim telah diperbolehkan makan dan minum di siang hari setelah sebulan berpuasa. Dianjurkan untuk makan kurma dalam jumlah ganjil, mengikuti teladan Rasulullah SAW.
Tradisi ini juga memperkuat kebersamaan dalam keluarga. Biasanya, keluarga Muslim berkumpul untuk sarapan bersama sebelum berangkat ke masjid atau lapangan shalat. Dengan demikian, sunnah ini tidak hanya bernilai ibadah, tetapi juga mempererat tali silaturahmi.
3. Berjalan Kaki Menuju Tempat Shalat
Sunnah berikutnya adalah berjalan kaki saat menuju tempat shalat Idul Fitri. Rasulullah SAW biasa berjalan kaki ketika pergi ke tempat shalat Id dan pulang melalui jalan yang berbeda (HR. Bukhari). Berjalan kaki memiliki banyak hikmah, di antaranya adalah memperbanyak langkah untuk ibadah, menjaga kesehatan, dan mempererat hubungan sosial dengan sesama Muslim di jalan.
Selain itu, berjalan kaki juga mencerminkan kesederhanaan dan kerendahan hati. Di era modern, banyak orang lebih memilih kendaraan pribadi untuk pergi shalat Id, padahal berjalan kaki bisa menjadi sarana untuk merenungkan nikmat Allah dan mensyukuri kesempatan merayakan Idul Fitri.
4. Mengumandangkan Takbir
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 185, “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya (puasa) dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu.” Salah satu bentuk pengagungan kepada Allah adalah dengan mengumandangkan takbir pada hari Idul Fitri.
Takbir dimulai sejak malam Idul Fitri hingga imam memulai shalat Id. Lafalnya adalah: “Allahu Akbar, Allahu Akbar, La ilaha illallah, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd.” Takbir ini mengingatkan umat Muslim akan kebesaran Allah dan kemenangan setelah sebulan berpuasa.
5. Shalat Idul Fitri di Lapangan Terbuka
Rasulullah SAW biasa melaksanakan shalat Id di tanah lapang, kecuali jika ada udzur seperti hujan (HR. Bukhari). Shalat di lapangan terbuka memiliki keutamaan, di antaranya adalah menunjukkan syiar Islam yang besar dan memudahkan jamaah yang datang dalam jumlah banyak.
Selain itu, shalat di lapangan juga mengajarkan kesetaraan, di mana semua jamaah berdiri di tempat yang sama tanpa memandang status sosial. Hal ini sejalan dengan prinsip Islam yang menekankan persaudaraan dan persamaan di hadapan Allah.
6. Silaturahmi dan Memperbanyak Sedekah
Idul Fitri adalah momentum untuk mempererat silaturahmi. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari).
Selain itu, memperbanyak sedekah juga dianjurkan. Memberi kepada fakir miskin, anak yatim, dan mereka yang membutuhkan adalah bentuk rasa syukur atas nikmat Allah.
7. Memakai Pakaian Terbaik dan Wewangian
Rasulullah SAW selalu tampil rapi dan wangi saat hari raya. Hal ini menunjukkan kebahagiaan dan penghormatan terhadap hari yang mulia. Idul Fitri adalah momen kemenangan yang penuh berkah. Dengan mengamalkan sunnah-sunnah di atas, kita dapat meraih pahala dan memperkuat keimanan. Semoga kita semua bisa mengamalkannya dengan ikhlas.
Sumber:
- HR. Bukhari & Muslim
- QS. Al-Baqarah
- Kitab Fiqih Sunnah oleh Sayyid Sabiq
Leave a Comment