Hukum Membeli Baju Baru untuk Lebaran, Tradisi atau Anjuran Agama?, Membeli baju baru menjelang Hari Raya Idul Fitri telah menjadi tradisi yang melekat di kalangan masyarakat Muslim. Banyak orang beranggapan bahwa mengenakan pakaian baru saat Lebaran adalah bagian dari perayaan yang sempurna. Namun, bagaimana pandangan Islam mengenai hal ini? Apakah membeli baju baru saat Lebaran merupakan suatu kewajiban, sunnah, atau sekadar tradisi budaya? Artikel ini akan membahas hukum membeli baju baru untuk Lebaran dalam perspektif Islam, dengan merujuk pada berbagai sumber terpercaya.

Hukum Membeli Baju Baru untuk Lebaran, Tradisi atau Anjuran Agama?

Anjuran Mengenakan Pakaian Terbaik saat Hari Raya

Dalam Islam, terdapat anjuran untuk mengenakan pakaian terbaik saat Hari Raya. Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi, di mana Rasulullah SAW memiliki jubah khusus yang dikenakannya pada dua hari raya dan hari Jumat. Imam As-Syafi’i juga menekankan pentingnya mengenakan pakaian terbaik pada hari-hari tersebut.

Namun, penting untuk dicatat bahwa anjuran ini tidak secara spesifik menyebutkan bahwa pakaian tersebut haruslah baru. Yang ditekankan adalah kualitas dan kebersihan pakaian, bukan kebaruannya. Oleh karena itu, mengenakan pakaian terbaik yang sudah dimiliki tetap memenuhi anjuran ini tanpa harus membeli yang baru.

Hukum Membeli Baju Baru untuk Lebaran

Membeli baju baru untuk Lebaran dalam Islam hukumnya mubah atau diperbolehkan. Tidak ada kewajiban untuk membeli pakaian baru, namun juga tidak ada larangan selama tidak berlebihan dan sesuai dengan kemampuan finansial. Kyai Fahrur A Rozi Bululawang, Ketua Tanfidziyah PBNU, menyatakan bahwa tidak ada larangan bagi siapa saja membeli baju baru yang akan dikenakan saat Lebaran.

Demikian pula, Buya Yahya menjelaskan bahwa membeli baju baru saat Hari Raya Idul Fitri hukumnya tidak wajib. Hal ini lebih kepada tradisi atau kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat.

Esensi Idul Fitri dan Pakaian Terbaik

Esensi dari Idul Fitri terletak pada kesucian hati, rasa syukur, dan kemenangan spiritual setelah menjalankan ibadah puasa. Mengenakan pakaian terbaik saat Hari Raya adalah simbol dari kebersihan dan kesucian diri. Namun, penting untuk memahami bahwa “pakaian terbaik” tidak selalu berarti pakaian baru. Selama pakaian tersebut bersih, rapi, dan layak, itu sudah memenuhi anjuran. Membeli baju baru menjadi pilihan pribadi yang boleh dilakukan selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.

Hindari Berlebihan dan Utang untuk Baju Lebaran

Islam mengajarkan keseimbangan dan menghindari sikap berlebihan dalam segala hal, termasuk dalam berpakaian. Membeli baju baru untuk Lebaran boleh dilakukan, namun tidak boleh sampai memaksakan diri hingga berutang atau mengorbankan kebutuhan pokok lainnya. Ustaz Ammi Nur Baits menegaskan bahwa jika seseorang tidak memiliki uang untuk membeli pakaian baru, tidak perlu memaksakan diri untuk berutang. Selama memiliki pakaian yang bagus dan layak, itu sudah cukup untuk merayakan Lebaran.

Tradisi Budaya vs. Anjuran Agama

Tradisi membeli baju baru saat Lebaran lebih merupakan kebiasaan budaya daripada tuntunan agama. Meskipun tidak bertentangan dengan ajaran Islam, penting bagi umat Muslim untuk memahami bahwa inti dari perayaan Idul Fitri adalah peningkatan ketakwaan dan perbaikan diri, bukan semata-mata penampilan fisik. Memprioritaskan nilai-nilai spiritual dan sosial, seperti mempererat silaturahmi dan berbagi dengan sesama, lebih utama daripada fokus pada aspek material seperti pakaian baru.

Membeli baju baru untuk Lebaran dalam Islam hukumnya mubah atau diperbolehkan, namun bukan merupakan kewajiban. Anjuran utama adalah mengenakan pakaian terbaik yang dimiliki, tanpa harus baru. Penting bagi umat Muslim untuk tidak berlebihan atau memaksakan diri dalam hal ini, serta memahami bahwa esensi Idul Fitri terletak pada peningkatan kualitas diri dan hubungan dengan Allah SWT serta sesama manusia. Dengan demikian, perayaan Hari Raya akan lebih bermakna dan sesuai dengan nilai-nilai Islam.