Hukum Ziarah Kubur Saat Lebaran dalam Perspektif Islam, Ziarah kubur merupakan salah satu tradisi yang sering dilakukan umat Islam, terutama saat hari raya Idul Fitri. Kegiatan ini bertujuan untuk mendoakan keluarga atau kerabat yang telah meninggal dunia, sekaligus mengingatkan diri sendiri akan kematian. Rasulullah SAW bersabda, “Aku pernah melarang kalian berziarah kubur, namun sekarang berziarahlah karena hal itu mengingatkan kalian pada akhirat.” (HR. Muslim).
Di Indonesia, ziarah kubur saat Lebaran telah menjadi budaya turun-temurun. Masyarakat berbondong-bondong mengunjungi makam keluarga sambil membawa bunga, membersihkan nisan, dan membaca doa bersama. Tradisi ini sejalan dengan nilai-nilai Islam yang menganjurkan untuk menyambung silaturahmi, bahkan dengan orang yang telah meninggal melalui doa.
Namun, penting untuk membedakan antara ziarah kubur yang sesuai syariat dengan praktik-praktik yang mengandung unsur khurafat, seperti meminta berkah kepada penghuni kubur atau melakukan ritual tertentu yang tidak diajarkan Islam. Ziarah yang benar harus tetap berpegang pada tauhid dan tidak mengandung kesyirikan.
Hukum Ziarah Kubur Saat Lebaran Menurut Pandangan Ulama
Mayoritas ulama sepakat bahwa ziarah kubur hukumnya sunnah, baik dilakukan saat Lebaran maupun di waktu lainnya. Imam Nawawi dalam Al-Majmu’ menjelaskan bahwa ziarah kubur dianjurkan karena dapat melembutkan hati dan mengingatkan manusia akan kematian. Namun, ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan:
- Niat Ziarah Harus Tulus
Ziarah kubur seharusnya dilakukan dengan niat mengingat akhirat dan mendoakan ahli kubur, bukan sekadar ikut-ikutan tradisi atau untuk tujuan lain yang tidak sesuai syariat. - Menghindari Perbuatan yang Dilarang
Sebagian masyarakat ada yang melakukan praktik-praktik tidak sesuai syariat saat ziarah, seperti menangis histeris, meminta-minta kepada penghuni kubur, atau mengkhususkan waktu tertentu (misalnya hanya saat Lebaran). Rasulullah SAW melarang keras perbuatan seperti ini, sebagaimana dalam hadits: “Janganlah kalian menjadikan kuburku sebagai tempat perayaan.” (HR. Abu Dawud).
Adab Ziarah Kubur yang Sesuai Syariat
Agar ziarah kubur saat Lebaran bernilai ibadah, berikut adab-adab yang perlu diperhatikan:
- Membaca Doa untuk Ahli Kubur
Doa yang diajarkan Rasulullah SAW saat ziarah kubur: “Assalamu ‘alaikum ahlad-diyar minal-mu’minina wal-muslimin, wa inna insyaallah bikum lahiqun.” (HR. Muslim). Artinya: “Semoga keselamatan tercurah untuk kalian, wahai penghuni kubur dari kalangan mukminin dan muslimin. Sesungguhnya kami insya Allah akan menyusul kalian.” - Tidak Berlebihan dalam Berkabung
Islam melarang meratap atau berduka secara berlebihan. Rasulullah SAW bersabda: “Bukan termasuk golongan kami orang yang memukul-mukul pipi, merobek baju, dan berteriak-teriak seperti teriakan jahiliyah.” (HR. Bukhari). - Menjaga Sikap dan Tutur Kata
Hindari mengeluh tentang kehidupan dunia atau membicarakan aib orang yang telah meninggal. Sebaiknya, perbanyak istighfar dan doa untuk kebaikan ahli kubur.
Manfaat Ziarah Kubur dari Tinjauan Spiritual
Ziarah kubur saat Lebaran memiliki beberapa hikmah yang besar, antara lain:
- Mengingat Kematian (Muroqobatul Maut)
Aktivitas ini mengingatkan kita bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara. Rasulullah SAW bersabda: “Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan (kematian).” (HR. Tirmidzi). - Menyambung Silaturahmi
Meskipun ahli kubur sudah meninggal, hubungan baik tetap bisa dijaga melalui doa. Ini termasuk dalam makna silaturahmi yang luas dalam Islam. - Mendidik Keluarga tentang Akhirat
Mengajak anak-anak berziarah bisa menjadi metode pendidikan yang efektif untuk menanamkan kesadaran akhirat sejak dini.
Perbedaan Pendapat tentang Ziarah Kubur Khusus Saat Lebaran
Terdapat dua pandangan ulama tentang ziarah kubur yang dikhususkan saat Lebaran: Mayoritas ulama membolehkan selama tidak diyakini sebagai suatu kewajiban atau memiliki keistimewaan khusus. Imam Syafi’i dalam Al-Umm menyatakan bahwa ziarah kubur dianjurkan kapan saja selama tujuannya untuk mengambil pelajaran.
Kisah Teladan Para Sahabat dalam Berziarah Kubur
Beberapa contoh praktik ziarah kubur dari generasi terbaik umat Islam:
- Abu Bakar Ash-Shiddiq RA sering berziarah ke makam Rasulullah SAW sambil menangis dan berdoa.
- Fatimah Az-Zahra RA rutin mengunjungi makam ayahnya dan membaca doa-doa khusus.
Mereka melakukan ziarah dengan penuh khidmat tanpa ritual-ritual yang berlebihan.
Ziarah kubur saat Lebaran hukumnya boleh (sunnah) selama dilakukan sesuai tuntunan syariat. Yang terpenting adalah menjaga niat ikhlas, menghindari perbuatan yang dilarang, dan memanfaatkan momen ini untuk muhasabah diri. Sebagaimana pesan Rasulullah SAW: “Ziarahilah kubur karena itu mengingatkanmu pada akhirat.” (HR. Muslim). Semoga dengan ziarah kubur yang benar, kita bisa mengambil pelajaran berharga untuk mempersiapkan bekal menuju kehidupan yang abadi.
Sumber:
- HR. Muslim, Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi
- Kitab Al-Majmu’ oleh Imam Nawawi
- Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah tentang ziarah kubur
- Tafsir Ibnu Katsir tentang pentingnya mengingat akhirat
Leave a Comment